Aulanews.id – Air sungai di dataran rendah Bangladesh surut setelah banjir mematikan selama berhari-hari, tetapi 300.000 orang masih berada di tempat penampungan darurat yang membutuhkan bantuan, kata pejabat bencana pada hari Minggu.
Banjir besar, yang menewaskan sedikitnya 18 orang di Bangladesh, telah menambah tantangan pemerintahan baru yang mengambil alih kekuasaan awal bulan ini setelah revolusi yang dipimpin mahasiswa.
Tim penyelamat termasuk pasukan gabungan dari angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan laut membantu mereka yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan membawa bantuan bagi mereka yang telah kehilangan segalanya, kata Faruk-e-Azam, menteri penanggulangan bencana.
Situasi banjir membaik karena air banjir mulai surut, Lebih dari 307.000 orang berada di tempat penampungan dan lebih dari 5,2 juta orang terkena dampak banjir, kata kementerian tersebut.
“Saat ini kami tengah berupaya memulihkan komunikasi di wilayah terdampak sehingga kami dapat mendistribusikan makanan bantuan,” tambah Azam. “Kami juga mengambil langkah-langkah agar penyakit menular tidak menyebar.” dilansir dari phys.org pada hari Senin (26/8/2024).
Hal ini menambah kesengsaraan bangsa yang masih terguncang dari kekacauan politik selama berminggu-minggu, yang berpuncak pada tergulingnya pemimpin otokratis Sheikh Hasina, yang melarikan diri ke India dengan helikopter.
Dengan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus yang masih mencari jalan keluar, warga Bangladesh biasa telah melakukan penggalangan dana untuk upaya bantuan.