Konflik di Sudan dimulai ketika persaingan antara tentara dan RSF, yang sebelumnya berbagi kekuasaan setelah melancarkan kudeta, meletus menjadi perang terbuka.
Kedua belah pihak telah berupaya melindungi kekuasaan dan kepentingan ekonomi mereka yang luas saat masyarakat internasional mempromosikan rencana transisi menuju pemerintahan sipil.
Upaya yang tumpang tindih dalam mengejar gencatan senjata, termasuk perundingan yang dipimpin Saudi dan AS di Jeddah, belum meredakan pertempuran dan setengah dari 50 juta penduduk kekurangan makanan.