Aulanews.id – Pasca banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa Kabupaten Luwu masih terus ditangani Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). 3.000 lebih orang terkena dampak bencana tersebut.
“Ditemukan 771 kepala keluarga (KK) atau 3.08 jiwa terkena dampak. Diantara kerugian materil, 5 rumah rusak berat, 2 rumah terancam, 771 terdampak dan 1 titik tanggul jebol 150 meter,” kata Pj Direktur Pusat Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Senin (11 Oktober 2021).
Akibat bencana tanah longsor, BPBD mengidentifikasi 2 rumah rusak berat di Desa Ilan Batu, Kecamatan Walenrang Barat. Selain itu, warga kehilangan 1.432 hektar lahan terdampak dan 15 ekor sapi hanyut.
Pemerintah Luwu telah menetapkan waktu tanggap darurat sejak 17 Oktober 2021, yang melibatkan 67 lembaga pemerintah dan non-pemerintah. Pada saat tanggap darurat, BPBD mengidentifikasi kebutuhan mendesak seperti tenda pengungsi, peralatan masak dan peralatan penerangan.
Dalam rangka perbaikan infrastruktur, pemerintah setempat masih memasang tiang pancang kelapa di Sungai Makawa, Kampung Baru, Desa Bolong, Kecamatan Walenrang Utara. Sementara itu, PLN terus memulihkan jaringan listrik di Desa Ilan Batu, Walenrang Barat dan Sangtandung, Walenrang Utara
Selain itu, longsor juga menutup jalan di Desa Sangtadung dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Pengawasan BPBD menyebutkan masih ada akses jalan menuju kawasan terdampak di tiga titik longsor. Tiga titik longsor berada di Kota Sangtadung,” katanya.
personel BNPB juga saat ini mendampingi posko dan mengirimkan bantuan logistik berupa 1.593 paket sembako, 1.593 lauk pauk, 1.593 suplemen makanan, 3.024 sabun dan 2 kaleng polietilen. Untuk membantu penanganan Covid19, BNPB juga mengirimkan 100.000 masker wajah, 20.000 sabun dan 20.000 hand sanitizer serta 20.000 batang sabun.
Catatan BNPB, Kabupaten Luwu pernah mengalami 28 kejadian banjir dalam kurun 5 tahun terakhir atau periode 2015-2020. Selama waktu tersebut, banjir tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan hanya 15 unit rumah rusak.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap siap siaga dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi basah. Berdasarkan informasi peringatan dini cuaca BMKG pada periode 9-15 Oktober 2021, beberapa wilayah perlu memperhatikan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang, salah satunya Provinsi Sulsel.