Aulanews.id – Terdapat 11 siswa yang merupakan siswa MTs Harapan Baru, Ciamis yang dilaporkan meninggal dalam kegiatan susur sungai di Sungai Cileuer.
“Kita semua tentu berduka dan prihatin. Peristiwa yang menimpa siswa MTs Harapan Baru harus menjadi pelajaran. Madrasah jangan gelar giat ekstrakurikuler yang berisiko tinggi, apalagi jika SOP pengamanannya belum siap,” ungkap Isom, yang dilansir dari laman Kemenag pada Minggu (17/10/2021) kemarin.
Ia mengaku, setiap ada kegiatan pendidikan haruslah menjamin kesehatan serta keselamatan para siswa. Isom juga berharap tragedi tersebut menjadi yang terakhir.
M Isom Yusqi selaku Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, dirinya menghimbau madrasah untuk tidak lagi menggelar kegiatan berisiko tinggi.
Apalagi dimasa pandemi Covid-19 saat ini, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) dibatasi maksimal hanya 50 persen dan kegiatan ekstrakurikuler dilarang, lanjut Isom.
Hal tersebut telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
“Mungkin kita perlu sosialisasikan ulang aturan yang sudah ada agar lebih dipahami,” ujarnya.
Kepala Bidang Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia diminta untuk memberi perhatian khusus mengenai aspek kesehatan serta keselamatan para siswa dalam menjalani kegiatan pendidikan saat berada di madrasah, mintanya.
Berdasarkan keterangan dari pihak madrasah, kegiatan pramuka merupakan agenda rutin mingguan yang dilaksanakan di MTs Harapan Baru.
Sebelum kejadian itu, saat setelah salat Jumat diadakan program kepanduan yang mengangkat tema tadabbur alam (menghayati lingkungan hidup) yakni menyusuri bantaran sungai Cileueur, Utama Ciamis, sambil membersihkan sampah yang ada di sekitar sungai Cileueur.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 145 peserta, deng didampingi 12 guru pembina, serta 25 senior pendamping. Sebelumnya, mereka dikumpulkan di halaman madrasah terlebih dahulu guna mendapatkan penjelasan teknis kegiatan. Sebelumnya, kegiatan tersebut telah dipersiapkan dua hari sebelumnya.
Saat di lapangan, juga sudah dipasang tanda-tanda. Tak hanya itu, para peserta juga telah diberitahu mengenai rute yang akan dilewati.
Pada awalnya, kegiatan berjalan sesuai dengan rencana. Namun, pada pukul 15.00 WIB, seorang peserta terpeleset masuk ke sungai dan dengan cepat terseret ke tengah. Hal tersebut membuat peserta lain menceburkan diri ke sungai untuk menolong siswa yang tercebur itu, terang pihak sekolah.