11 Pesan Penting Panglima Santri NU, saat Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia

3. Dalam suasana terjajah di zaman Hindia Belanda, selain mendirikan Nahdlatul Ulama (NU), Hadlratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari memberikan spirit berdirinya Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI), di antara kader-kadernya mampu menyatukan pelbagai elemen umat Islam dari wadah dan organisasi yang berbeda: Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Sarekat Islam, dll pada 1937.

4. Pada zaman pendudukan Jepang, wadah federatif organisasi Islam MIAI dibekukan atau dibubarkan pada November 1943. Namun, akhirnya berdirilah Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masjumi), dengan Rais Akbar Hadlratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari.

5. Sebagai Rais Akbar Islam Indonesia, Hadlratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari tidak berorientasi kekuasaan akan berdirinya negara Republik Indonesia. Jauh sebelum Indonesia merdeka, telah menggariskan nama Ir Soekarno sebagai presidennya.
Dalam sehari-hari atas aktivitas organisasi, ditugaskanlah KH Wahid Hasyim di Jakarta.

6. Para santri digembleng lewat pelatihan di Pembela Tanah Air (PETA) dan secara resmi di bawah Masjumi ada pelatihan Barisan Hizbullah di Cibarusah pada masa pendudukan Jepang. Hasil gemblengan di PETA dan Hizbullah inilah, para santri mempersiapkan diri dengan kemampuan bersenjata dan kemiliteran sebagai modal di kemudian hari untuk berjuang secara fisik.

7. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 mendapat gangguan dari kekuatan NICA (Belanda) yang membonceng tentara Sekutu untuk menjajah kembali Indonesia. Lahirlah Fatwa Jihad Kiai Hasyim Asy’ari dan Resolusi Jihad NU pada 22 Oktober 1945, sebagai pengobar Api Revolusi dan Penegak Berdirinya NKRI.

Sepak bola Spanyol sekali lagi menunjukkan komitmennya untuk mendukung para korban badai DANA, dengan dibentuknya Komite Krisis. Ini terdiri dari RFEF, LALIGA, Liga F, Federasi Sepak Bola Valencia, yang wilayahnya...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist