Setelah Badai Boris Perairan Danube Hongaria Mencapai Ketinggian Satu Dekade

Aulanews. ID — Sungai Danube memuncak pada level tertinggi, 10 tahun di Budapest yang dibentengi ketat dengan air mencapai tangga parlemen, setelah Badai mematikan Boris menghantam Eropa.

Hujan deras dan angin kencang telah menyebabkan banjir yang meluas di Eropa tengah dan timur sejak pekan lalu menewaskan 24 orang dan menghancurkan kota-kota dan desa-desa. Ilansir dari phys,org ( 22, 09, 2024 )

Ketika air Danube yang membengkak telah bergerak ke selatan, petugas darurat Hongaria telah menyeret karung pasir untuk membentengi permukiman, termasuk Budapest, di mana sungai telah membanjiri tanggul hingga tangga parlemen.

Air mendekati tingkat rekor 2013 sebelum mulai surut pada hari Sabtu.

“Terakhir kali setinggi ini, saya hanya berusia 10 atau 11 tahun,” kata Beata Hargitai, seorang mahasiswa berusia 22 tahun, kepada AFP di pusat kota Budapest dekat daerah banjir.

“Untuk berkeliling di ibu kota sedikit lebih rumit tetapi dapat dikelola. Saya senang melihat bahwa segala sesuatunya tampaknya berjalan cukup baik, dengan cara yang tertib,” tambahnya.

Perdana Menteri Viktor Orban, yang telah membatalkan semua perjalanan internasionalnya minggu ini dan pergi untuk memeriksa pekerjaan perlindungan banjir Budapest, mengatakan fokusnya adalah mengendalikan banjir dengan beberapa hari sulit ke depan untuk memastikan tanggul bertahan.

Tepat di utara Budapest, air telah membanjiri lantai bawah rumah-rumah di dekat Danube dengan orang-orang yang berpindah-pindah dengan kano di kota Szentendre.

“Bagian bawah desa kami terendam air,” kata Vilmos Nemet, seorang juru masak berusia 50 tahun yang tinggal di atas bukit di desa Tahitotfalu di dekatnya, sekitar 25 kilometer (16 mil) utara Budapest, kepada AFP.

Sejauh ini, 24 orang telah tewas di Austria, Republik Ceko, Polandia dan Rumania karena air banjir telah menghancurkan rumah dan ladang, dan merusak infrastruktur jalan dan kereta api secara parah.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan dana 10 miliar euro ($ 11 miliar) untuk negara-negara anggota Uni Eropa yang terhuyung-huyung dari kehancuran.

Para ahli mengatakan perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia meningkatkan frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan banjir.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist