Aulanews.id – Menurut UN Women, lebih dari sembilan dari 10 perempuan yang diwawancarai di wilayah paling selatan melaporkan perasaan takut yang tak terlukiskan; sementara lebih dari setengahnya mengatakan mereka mempunyai kondisi medis yang memerlukan perhatian segera.
“Perempuan dan anak perempuan di Rafah, seperti di wilayah Gaza lainnya, berada dalam keadaan putus asa dan ketakutan terus-menerus,” kata badan PBB itu dalam sebuah pernyataan Senin malam, menambahkan bahwa invasi darat Israel akan menyebabkan penderitaan lebih lanjut di antara 700.000 perempuan dan anak perempuan di Rafah yang “tidak punya tempat untuk melarikan diri dari pemboman dan pembunuhan”.
Ribuan orang menjadi yatim piatu Tujuh bulan sejak serangan Israel dimulai sebagai respons terhadap serangan teror pimpinan Hamas, lebih dari 10.000 perempuan dilaporkan tewas di Gaza, di antaranya 6.000 ibu. Sekitar 19.000 anak menjadi yatim piatu, kata UN Women.
Survei badan PBB terhadap 360 responden termasuk 182 perempuan di Rafah mengungkapkan data yang meresahkan bahwa lebih dari enam dari 10 perempuan hamil melaporkan komplikasi, termasuk 95 persen menderita infeksi saluran kemih dan 80 persen menderita anemia.
Di rumah tangga yang memiliki ibu menyusui, 72 persen melaporkan adanya tantangan dalam menyusui dan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi mereka.
“Invasi darat akan menjadi eskalasi yang tak tertahankan yang berisiko membunuh ribuan warga sipil dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi lagi,” kata Sima Bahous, Direktur Eksekutif Wanita PBB. “Kita harus melindungi warga sipil. Kita memerlukan gencatan senjata segera dan distribusi bantuan kemanusiaan yang bebas hambatan dan aman di seluruh Gaza. Kebutuhan akan perdamaian kini semakin mendesak. Ini adalah satu-satunya harapan kami”,
